skip to main | skip to sidebar

Feb 4, 2012

Cukupkah Hanya Dengan Minta Maaf Semua Terselesaikan?

Sabtu siang di awal bulan february, kebetulan hari sedikit mendung tak seperti biasanya selalu turun hujan. Kondusif cuaca seperti ini diasah buat pergi macing, bukan dikolam tapi di sungai. Tak seperti biasa saya pergi mancing rame-rame sama kawan-kawan. Kali ini entah ada angin dari mana, angin yang sedikit mengugah kaki tuk melangkah sendirian. Ya.. Akhirnya saya pun pergi mancing sendirian ke sungai.

Buat saya pribadi memancing tidak hanya kesenangan belaka tetapi bisa dijadikan juga arena perenungan, arena membaca diri menyatu dengan sang alam. Sambil nunggu ikan nyangkut di kail, sambil ketak-ketik bikin tulisan buat ngisi artikel baru di blog. Iya, cukup modal hape berfitur mikcrosoft office artikel bisa dibuat.

Memancing bisa menjadi arena perenungan yang lumayan jitu.
Ehem..jadi teringat peristiwa yang terjadi beberapa hari yang lampau. Tidak usah saya jabarkan peristiwa apa itu, biar sari-sarinya saja yang saya tulis disini. Iya, cukup intinya saja yaitu "Cukupkah Hanya Dengan Minta Maaf Semua Terselesaikan?"



Maaf = Menyesal
Cukupkah Hanya Dengan Minta Maaf Semua Terselesaikan?
Oh, setidaknya kita menjadi lebih baik.
Benarkah???
Kalau memang dengan kata maaf saja masalah dapat terselesaikan mungkin dunia akan damai, sejahtera dan aman sentosa.
Tapi..TIDAK..!!!
Maaf saja tidak cukup, teman…! Kalaupun cukup pastinya tidak akan ada orang yang dipenjara dan tak akan ada hati yang terluka.

Setiap tindakan ada konsekuensinya karena hidup adalah sebuah pilihan. Kata Maaf hanyalah kamuflase untuk penyelesaian sebuah masalah dan penyesalan hanyalah sebuah bentuk dari kata maaf.
Menyesal.. untuk apa..?
Semua sudah terjadi. Kita sudah melukai, menyakiti, dan mengecewakan orang lain.

Apa hanya dengan menyesal saja kita bisa membuat segalanya jadi lebih baik?
aaagh mungkin… pada awalnya…
Bila kita menyesal dengan apa yang sudah terjadi sama artinya dengan kita menyalahkan takdir. Tapi ingat, takdir tidak pernah salah.! Yang salah adalah pilihan yang kita ambil. Bila manusia menyesal diawal… hmmmm, pasti kita semua akan masuk surga karena telah tahu konsekuensi apa yang akan kita terima.

Hidup itu penuh kejutan dan itulah seninya hidup. Karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di detik kemudian pada hidup kita

Bisa kita ibaratkan,
Bila kita mempunyai sebuah gelas kesayangan dan karena kecerobohan kita sehingga gelas itu terlepas dari genggaman dan jatuh pecah. Kita berusaha untuk menyatukan keping demi keping gelas itu. Meskipun kita bisa menyatukannya tetapi bentuk dari gelas itu tidak akan sama lagi seperti sedia kala. Dan air yang terisi pun tidak akan sama banyaknya, bahkan mungkin sudah tidak bisa diisi lagi dengan air. Sebagian orang akan memilih untuk membeli gelas baru yang mungkin sama.
Tapi, apa perasaan kita akan tetap sama meski gelas itu serupa..?
Bisa jadi kita malah tidak menyukai gelas yang baru itu atau mungkin malah sangat menyukai dan menjaganya dengan sepenuh hati. Namun pastinya, semua tidak akan pernah sama..!

Sama artinya dengan kita berhubungan dengan seseorang, namun bila kemudian orang itu melukai, menyakiti, dan mengecewakan, apa perasaan kita akan tetap sama...?
Mungkin sebagian akan mengatakan tetap sama karena sudah terlanjur sayang. Namun, sebagian lagi akan menjawab berbeda. Meski masih sayang tetapi kita berusaha untuk self-protect (sorry kalo bahasanya kacau), karena kita tidak ingin terluka lagi.

Bila kita berada di posisi yang menyakiti dan melukai, mungkin kita hanya berucap maaf (tapi apakah cukup…?) dan menyesal (untuk apa…???).
Yakinkan pada diri sendiri untuk maaf dan penyesalan itu lalu. Buktikan bahwa kita benar-benar menyesal buat orang yang telah kita lukai dan sakiti itu. Tunjukkan padanya bahwa dia tidaklah sia-sia memberi maaf dan menerima penyesalan.
Berucap kata saja tidaklah cukup..!
Buatlah orang itu mencintai dan menyayangi kita lebih dari sebelum kita melukai dan menyakiti hatinya. Itulah yang dinamakan kesuksesan maaf dan menyesal

Kemudian, bukan maksud untuk menanamkan rasa dendam, tapi saya mencoba berfikir. Orang-orang yang telah melukai hati saya, orang-orang yang telah mengkhianati saya bisa dengan mudahnya hanya berucap kata maaf dalam keadaan seperti biasa-biasa saja..?
Sungguh tidak adil..!
Tapi intinya memang kita harus memaafkan siapapun dan apapun kesalahannya. Suatu saat mereka juga akan mendapat balasan yang setimpal dari Yang Kuasa. Bukannya setiap perbuatan pasti akan ada balasannya...?


Astaghfirullah..

No comments:

Post a Comment

 

personal blog Copyright © 2011 | Template created by O Pregador | Powered by Blogger