“Pesimis” dapat berarti sesuatu yang “negatif”, lawan kata dari “optimis”, atau dengan kata lain “merasa tidak mampu untuk mengerjakan sesuatu karena menganggap kemampuan diri kita tidak cukup untuk melakukannya.” Dalam kata “pesimis” ada keraguan, ada ketidakpercayaan, selalu ada alasan dalam segala hal yang menjadikan kita gagal dalam melakukan suatu hal.
Tapi pak bolo-bolo menambahkan kata “positif” di belakang kata “pesimis”, suatu kolaborasi yang cukup aneh menurut saya. Karena “negatif” dan “positif” itu bertolak belakang, malah dalam ilmu matematika yang pernah saya pelajari dari ibu ineng sewaktu saya smp, bahwa: ketika “negatif” dikalikan dengan “positif” hasilnya “negatif”. Hehehehe…
Tapi selidik punya selidik ternyata “pesimis positif” di sini adalah suatu sikap pesimis yang tetap berlandaskan pikiran positif. Ketika kita hendak melakukan sesuatu, kita harus berpikir jauh ke depan, memikirkan hasil akhirnya, apakah akan buruk atau baik. Dengan berpikiran “pesimis positif”, kita diajak untuk berpikir pesimis sekaligus negatif, bersiap menghadapi hasilnya yang negatif dengan pola pikir yang positif, yang sebelumnya kita tanam dalam pikiran kita.
Kita ambil contoh seperti ini : Ketika engkau, seorang pria ingin menyatakan cinta kepada seorang wanita pujaanmu, yakini dia akan menolakmu. Lalu lakukan sesuatu yang positif, yaitu tetap nyatakan cintamu pada wanita itu. Jadi ketika dia benar-benar menolakmu, berarti kamu sudah tahu dalam hatimu kalau toh kamu memang akan ditolak sejak awalnya, sehingga rasa sedihmu tidaklah parah-parah banget… :-)
Tapi kalau cintamu diterima oleh wanita itu, berarti itu berkat untukmu, anggap itu hadiah untuk keberanianmu, bersyukurlah untuk itu.. hehehe.. :-)
Jadi kawan, mari berpikir pesimis positif…!! *ATTENTION*
thanks ya pak untuk pikiran hebatmu itu, saya sangat seneng punya kawan seperti bapak
No comments:
Post a Comment